Free Translation Widget

Rabu, 20 Juli 2011

ISLAM ITU TERORIS?

 Dialog sangat menarik karena ini merupakan gambaran umum bagaimana orang-orang non muslim memandang Islam. Gambaran bagaimana hebatnya efek propaganda barat dalam melukiskan Islam dan gambaran bagaimana umat Islam sendiri sudah jauh dari akidah-akidah Islam yang menyebabkan kebodohan dan kebatilan. Seperti layaknya orang bermain layang-layang, Islam adalah agama yang terbang tinggi sedang pemeluknya tetap rendah berada dibawah. Tak ada jalan lain wahai saudara-saudaraku, selain kembali pada Islam secara kaffah, secara menyeluruh. Kita musti seperti orang yang naik pesawat dimana pesawat dan penumpang sama-sama terbang tinggi. Kita kembalikan kejayaan dan kemuliaan Islam sebagaimana yang pernah ditunjukan oleh Nabi dan para sahabat. Back to da’wah, kita makmurkan mesjid dg mengisinya dg sholat berjamaah. Kita hidupkan majelis-majelis ilmu dan menghadirinya!
Hmm…malah ngoceh sendiri nih aku. baiklah ini dia dialognya :
A. Pandangan Para Mualaf tentang Banyak Orang non Muslim Memandang Islam adalah Kekerasan seperti dilihat diberita
Saya mau tanya bagaimana bisa kok mau masuk Islam?
Apa pandangan para muallaf tentang orang-orang non muslim yang memandang Islam adalah kekerasan berdasarkan apa yang mereka lihat di berita-berita.
Banyak buku maupun VCD dari tokoh Islam yang mendeskriditkan agama lain dijual umum. Andai kebalikannya, wah pasti ada kerusuhan.
Sebagai orang non muslim, saya tidak habis pikir dengan cara berpikir mereka yang suka kekerasan dan memaksakan kehendak.Maaf jika ada yang tidak berkenan, saya hanya ingin berdiskusi saja.
Email : Sonny-Bandung
Jawaban
Orang-orang yang anda maksud, di semua agama juga ada, memandang agama orang lain seperti itu.Kekerasan? Di semua agama juga ada, bukan terbatas di agama Islam.
Memang untuk setiap penganut agama WAJIB meyakini bahwa agamanya adalah agama yang paling benar, jika tidak demikian, untuk apa dia anut agama tersebut ? Tetapi ketika memandang agama lain tidak boleh berpikir atau berpendapat bahwa agama dia paling benar dan pasti masuk ke surga sedangkan agama lain, salah, sehingga penganutnya masuk neraka.
Agama Islam adalah agama yang paling mengajarkan TOLERANSI, ada ayat dalam Al Quran yang menyatakan “Lakum dinukum waliyadin, artinya untukmu-lah agamamu, untuku-lah agamaku” (Surat Al Kafirun ayat 6)
Islam akar katanya adalah aslamtu artinya tundak dan patuh pada hukum-hukum Tuhan. Apakah ada, dalam suatu agama apapun di bawah langit ini, termasuk agama Islam, hukum Tuhannya mengajarkan kekerasan ? Semua agama mengajarkan KASIH SAYANG. Islam mengajarkan, jika pun ada ajaran tentang kekerasan, maksudnya dalam arti positif yakni keteguhan, istiqomah (mantap, konsisten dan konsekwen).Bukan kekerasan yang mengandung unsur merusak dan menzalimi/menyakitkan orang lain.
Jangan memandang atau menilai sesuatu agama dari melihat tingkah laku/kelakuan orangnya atau penganutnya.Jika itu dasar memandang kebenaran, kebaikan suatu agama seperti itu, pasti salah dan akan kecewa, salah-salah kita akan jadi tidak mau beragama (atheis).
Masuk atau memeluk suatu agama adalah petunjuk dari Tuhan. Pertanyaannya adalah Tuhan mana yang akan kita yakini ketuhanan dalam keyakinan agama Kristen/Katholik, Tuhan yang TRINITAS, Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Rohulkudus atau ketuhanan menurut agama Islam ketuhanan Yang Tauhid, Tiada Tuhan kecuali Allah, tidak ada syarikat bagi-Nya.Atau ketuhanan menurut agama yang lain, Konghucu, Budha dan/atau Hindu. Untuk itulah, Tuhan beri kita AKAL, untuk mengetahui benar dan/atau salah, sesuatu yang tersurat dan HATI untuk memahami rasa benar yang tersirat, kedua-duanya harus dipergunakan dan sejalan.
”Kebenaran itu adalah dari Tuhan-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu.” (Surat Al Baqoroh : 147).

“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam,sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada selain dari pada Allah dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul (ikatan) tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Surat Al Baqoroh :256)

Maaf, jika dalam tulisan ini saya mempergunakan refenrensi Al AQuran, karena saya Muslim dan bagi Muslim, Al Quran ini tidak ada keraguan adanya, petunjukbagi mereka yang bertaqwa (yang taat pada perintah-Nya dan menjauhkan dari larangan-Nya).
Saat ini kebenaran yang saya peroleh dan ada, di agama Islam, untuk anda kebenaran itu, ada di agama anda. Mari kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan (fasta biqul khairat) bukan sebaliknya.Amin
Demikian, yang saya dapat respon email anda, semoga bermanfaat dan berkenan dan jika tidak berkenan anggap saja email ini tidak ada. Dan jika ada yang baik sesungguhnya kebaikan itu datangnya berasal dari Allah dan jika ada yang tidak berkenan dan salah itu berasal dari saya sebagai hamba-Nya yang lemah dan penuh dengan segala kekurangan.
Salam
B. Bagaimana Agar Setiap Orang Beragama Saling Menghargai Penganut Agama Lain
Oh ya saya tidak sama sekali bermaksud mendeskreditkan agama Islam. Saya juga banyak berkenalan dengan orang islam pluralis yang sangat menghargai agama lain tentunya. Kebetulan saya juga aktif di Kerjasama Antar Umat Beriman. Saya hanya ingin mencurahkan uneg2 saya saja.
Sebenarnya saya tidak suka dengan FANATIK BUTA, apapun agamanya, menganggap diri benar sendiri dan merasa yang lain adalah salah semua. Orang yang tidak sekelompok dengannnya wajib masuk neraka, atau bukan “manusia”. Rasanya dalam agama Kristen pun ada orang-orang seperti itu. Namun berhubung di Indonesia agama Islam adalah mayoritas, dan kekerasan mengatasnamakan Islam begitu sering terdengar di media, maka yang menonjol kekerasan yang Islam (yang tentunya hanya sebagian kecil orang Fundamentalis yang terpengaruh Wahabiah).
Saya ‘panas hati’ membaca majalah Sabilli. Maunya apa sih? Menafsirkan agama lain (terutama Kristen) seenaknya (berdasarkan cara pandang mereka) lalu menyerang sendiri. Bukankah yang berhak menafsirkan Alkitab adalah umat Kristen yang pastinya punya jawabannya sendiri. Belum lagi bahasanya yang provokatif. Yah..-contohlah Al Qur’an- yang tidak etis bagi saya menafsirkannya kemudian menyerangnya sendiri. Bukankah lebih baik tiap agama hanya ‘concern’ dengan agamanya sendiri atau mengkritik agamanya sendiri. Nah.. andai itu dilakukan terhadap Islam, wah.. umat Islam akan demo dan marah. Agama lain dipelajari bukan untuk dipertandingkan, namun justru untuk sebuah toleransi.
Hal lain misalnya soal pelecehan gambar Nabi Muhamad di Jyland Posten. Mengapa harus ada kekerasan? Demo saja wajar, tapi tidak perlu merusak, mengusir orang asing, dan lain lain?
Di Jawa Barat kemarin-kemarin terjadi perusakan dan penutupan tempat Ibadah kaum minoritas. Itu mengkhawatirkan semua pihak. Memangnya, kami umat minoritas itu warga negara kelas 2 di negeri ini??? Belum lagi berita media massa yang sangat besar-besaran jika ada tokoh menjadi muallaf, apa tidak memikirkan perasaan umat lainnya?? Kalau ada yang dari Islam ke agama lain…apa diberitakan?
Andai juga saya di Amerika, mungkin saya juga muak dengan sikap beberapa orang Kristen fundamentalis yang begitu “fanatik buta”. Atau dimana saja. Namun, ini perasaan saya di negeri ini. Semoga Anda tidak memasukkannya dalam hati.
Sebagai umat, saya setuju dengan Anda bahwa yang paling baik adalah agamanya sendiri. saya sebagai pengikut Kristus tentu bangga dengan pilihan saya, dan berani menyatakan diri bangga beriman kepada Tuhan Trinitas dan mengakui Yesus sebagai satu-satunya juruselamat. Itu pernyataan iman saya. Tentu saja orang beriman lain harus juga dihormati pilihan imannya sebagai yang terbaik dan terbenar menurut dia.
Yang mengagumkan saya dari agama Islam adalah pernyataan “Agamaku agamaku, agamamu agamamu” juga kehebatan pengakuan terhadap tempat ibadah agama lain yang tidak boleh dirusak karena Islam mengakui kesucian tempat ibadah. Saya salut.
Tapi ….. kok ada orang yang provokatif di Indonesia … ???
Yang pasti semoga Anda tidak menganggap saya “memandang jelek” terhadap agama Islam. Saya justru menghargai pluralitas, menghargai semua agama dan mau bekerjasama dan menjalin komunikasi dengan kelompok lain asal bisa terbuka.
Anda juga boleh saja punya uneg2 tentang Krsitianitas yang merupakan iman saya kok. Asal semua dalam kerangka diskusi yang saling memperkaya pandangan kita.
Terimakasih atas balasannya… jika Saudara berkenan, boleh menanggapi.
Maaf sekali jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan.
Salam saya..
Email : Sonny-Bandung

Jawaban
Salam sejahtera untuk anda
Saya dapat memaklumi sikap anda seperti itu. Itulah manusia, karena dalam dirinya ada unsur fisik, rohani dan rohani terdiri dari akal, hati, nafsu (nafsu inipun bertingkat-tingkat). Jika nafsu tingkat yang rendah (amarah) yang dominan dalam dirinya, apapun agamanya pasti merusak. Tetapi jika nafsu muthmainah (nafsu yang tenang, maka dirinya akan terbimbing oleh sifat-sifat terpuji/mahmudah ), jika dalam agama Kristen, Roh Kudus yang bekerja, yang menguasai dirinya maka pribadinya akan menjadi baik, berakhlak mulia.
Karena saya punya pengalaman rohani dari Budha, Konghucu, Kristen dan sekarang Islam, malah saya tidak menjadi manusia fanatik sempit/buta malah dapat memahami mengapa orang dapat memeluk agama-agama tersebut.
Tapi, maaf, diskusi melalui melalui media seperti ini tidak akan menghasilkan hasil yang optimal, semoga dengan ijin Tuhan, suatu saat kita dapat bertemu untuk menyampaikan uneg2 kita.
Jika di Islam ada Sabili yang menyebalkan umat Kristiani, di Kristen juga banyak buletin2 yang sama dengan Sabili yang menyebalkan umat Islam. Jadi mengenai hal-hal tersebut, untuk kita jangan ikut-ikutan berpihak.
Saya juga di Jakarta, jadi anggota pengurus Forum Kerukunan Umat Propinsi DKI yang terdiri semua tokoh2 agama yang bertugas membangun situasi yang kondusif untuk kerukunan umat.
Mungkin sementara demikian dulu, Insya Allah kita terbimbing dalam rasa persaudaraan dalam komunikasi2 selanjutnya.
Salam,
C. Bisakah Setiap Penganut Agama Tidak Menjelek-jelekkan Agama lain
Maaf jika ada kata-kata yang menyinggung Bapak. Yah… maklum, masih muda. Seperti yang saya bilang itu.. bahwa pada dasarnya saya tidak suka dengan FANATIK BUTA.
Soal SABILI, yang provokatif itu, ya memang banyak media Kristen yang menyudutkan, namun media Islam lebih banyak dijual secara bebas, Saya bisa jumpai banyak VCD di Gunung Agung. Aduh, bisakah orang-orang tidak menjelek-jelekkan agama lain??
Itu saja maksud saya.
Memang banyak orang Kristen yang selalu merasa benar sendiri, bahkan menganggap agama lain itu “salah”. (Misalnya bagi beberapa kalangan Kristen Injili Tionghoa menganggap agama Buddha, Tao, dan Konghucu itu penyembah berhala yang perlu ditobatkan)
Tapi semoga Bapak tidak salah paham dengan saya, saya juga banyak teman muslim dari JAKATARUB (Jaringan Kerjasama Antar Umat Beriman) dan PMII. Namun, memang emosi saya gampang meledak-ledak. Jadi mungkin saya bisa belajar dari Bapak.
Atau Bapak punya kawan/ kerabat Muslim Tionghoa di Bandung yang bisa dikenalkan pada saya. Dengan senang hati Pak
Terimakasih atas perhatian Bapak
Email: Sonny-Bandung
Jawaban
Untuk merespon pertanyaan anda atas kasus yang anda lihat tentang kelakukan orang/umat Islam, silakan anda baca di www. muslimtionghoa.com pada menu ISLAM & TOLERANSI ANTAR AGAMA tentang toleransi terhadap agama dan umat agama lain. Nanti setelah anda baca dan renungkan bahwa ajaran Islam tidak seperti kelakuan kebanyakan orang Islam yang anda lihat dan semoga dapat menjawab pertanyaan.Maaf di Al Quran, Kitab Suci Umat Islam tidak ada tertera agama Kristen dan/atau Khatolik yang ada agama Yahudi, Nasrani dan Ahli Kitab, sehingga cuma anda yang dapat menyimpulkan agama Kristen dan/atau Katholik termasuk di kelompok mana ?Jika saya melihat apa-apa yang anda lihat, sayapun tidak mau menjadi mualaf (menjadi muslim) tetapi jika sudah lihat dan ketahui ajaran Islam, Masya Allah.
Sebaiknya kita acuhkan saja, jangan dikomentari kasus-kasus berita orang yang alih agama dan komentar agama satu terhadap agama lain. Saya sendiripun dikirimkan email dari orang yang mengaku bernama Abdul (nama Muslim), ternyata isinya kesaksian Almarhum Amran Hambri, (katanya) seorang tokoh pergerakan Muhammadiyah (islam) menjadi Kristen, memperoleh kebenaran setelah baca Al Quran. Pendapat saya, itu sih urusan dia (lihat di tulisan yang saya kirim)
Jadi kesimpulannya yang penting adalah untuk diri dan keluarga kita, bukan orang lain, jangan sampai masuk api neraka sebagaimana tertulis di dalam Al Quran Surat AT Tahrim (66) : 6 “Hai orang-orang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka”. Oaran lain dari Islam masuk Kristen dan atau sebaliknya, itu urusan pribadi masing-masing, tugas kita hanyalah sebagaimana tertulis di dalam Al Quran Surat Al Ashr : 1-3 “Demi Masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali oarng-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling berwasiat (nasihat menasihati) dengan kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran.
Malah saya senang jika anda mau mengirimkan saya email/tulisan singkat tentang sejarah, latar belakang agama Kristen dan Katholik, yang secara prinsip harus sama ketuhanannya, karena nabi-nabi dan rasul-rasulnya sama, dari Nabi Adam sampai ke nabi Isa as (Tuhan Yesus Kristus, menurut keyakinan anda). Semoga tulisan ini bermanfaat dan menambah subur rasa toleransi dan kepahaman pluralis di antara kita.Amin
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar